Senin, 16 Juli 2012

mengungkap keindahan Al-Qur'an melalui ilmu badi'


AL-QUR’AN


            Al-Qur’an adalah Kalamullah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, membacanya merupakan suatu ibadah.[1] Dalam sumber lain dikatakan Al-Qur’an adalah kalamullah SWT sebagai mu’jizat yang diturunkan kepada Rasulullah sebagai wahyu, yang tertulis di dalam mushap-mushap dan terjaga di dalam hati, dibaca dengan lisan, didengar dengan telinga, dan sampai kepada kita melalui jalan  mutawatir, dan muta’abbad bi tilawatihi.[2]
Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah SWT yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia.[3]
Tiada bacaaan seperti Al-Qur’an yang dipelajari bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya.[4]
Sebuah bacaan yang tidak hanya indah dari segi lafaznya melainkan juga indah dari segi maknanya. Bacaan yang dengan mendengarnya bagaikan lantunan musik yang indah untuk didengar. Bacaan yang dengan menghayati maknanya dapat menentramkan kalbu. Sungguh sebuah bacaan yang luar biasa dengan keindahan lafaznya dan maknanya.
Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang dijamin pemeliharaannya oleh Allah SWT. Allah berfirman:
$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ  
Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
 Berbeda dengan kitab suci lainnya, Al-Qur’an memiliki kemukjizatan yang sampai akhir zaman tidak akan dapat tertandingi. Terbukti, tidak satupun orang yang berhasil membuat satu surat, bahkan satu ayat saja yang setara keindahannya dan hikmahnya dengan Al-Qur’an. Allah berfirman:
bÎ)ur öNçFZà2 Îû 5=÷ƒu $£JÏiB $uZø9¨tR 4n?tã $tRÏö7tã (#qè?ù'sù ;ouqÝ¡Î/ `ÏiB ¾Ï&Î#÷VÏiB (#qãã÷Š$#ur Nä.uä!#yygä© `ÏiB Èbrߊ «!$# cÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇËÌÈ  
Artinya: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Kalaupun ada orang-orang yang mencoba membuat dan memalsukan Al-Qur’an satra buatannya, tetap tidak akan pernah dapat menandingi keindahan bahasa, bacaan, serta kedalaman makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an.  















I’JAZUL QUR’AN

           
I’jaz berasal dari bahasa arab yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Secara etimologi yang dimaksud i’jaz adalah tanda-tanda kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebgai Rasul dan menampakkan kelemahan orang-orang yang menampakkan mukjizatnya. I’jazul Qur’an atau kemikjizatan Al-Qur’an adalah kekuatan, keunggulan, dan keistimewaan yang dimiliki oleh Al-Qur’an, sehingga tidak satupun manusia yang dapat menandinginya walaupun mereka menghimpun kelompok.
            Mukjizat didefenisikan para ulama Islam, antara lain sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya yang mendatangkan hal yang serupa, tapi mereka tidak mampu melayani tantangan itu. Dengan redaksi yang berbeda mukjizat juga diartikan sebagai sesuatu luar biasa yang diperlihatkan oleh Allah SWT melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.
            Al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi seluruh manusia (Hudan linnas), yang di dalamnya juga mengandung penjelasan (bukti-bukti) sebgai petunjuk. Bukti-bukti itulah yang dikatakan sebagai mukjizat, karena dengan bukti-bukti itu manusia tidak dapat mengingkari kebenaran isi Al-Qur’an. Selain mukjizat dari segi kekuatan bahasa, ketepatan berita sejarah maupun kejadian yang akan datang, serta keadilan hukum-hukum yang dikandungnya, terdapat pula dari segi ilmiah (Sains dan teknologi) yang beberapa faktanya baru bisa kita saksikan di zaman mutakhir ini.

Mukjizat Al-Qur’an Ditinjau Dari Aspek Keindahan Bahasanya
               Al-Qur’an pertama kali berinteraksi dengan masyarakat Arab pada masa Nabi Muhammad SAW. Keahlian mereka adalah bahasa dan sastra, di mana-mana terjadi perlombaan dalam menyusun syair atau khutbah, petuah dan nasihat. Syair-syair yang dinilai indah di gantung di ka’bah sebagai penghormatan terhadap penggubahnya sekaligus untuk dapat dinikmati oleh yang membacanya. Penyair mendapat kedudukan yang istimewa dalam masyarakat Arab. Mereka dinilai sebagai pembela kaumnya, dengan syair gubahannya mereka mengangkat reputasi suatu kaum atau seseorang dan sebaliknya dapat menjatuhkannya.
            Pada hakikatnya orang-orang yang hidup pada zaman turunnya Al-Qur’an merupakan masyarakat yang mengetahui keistimewaan dan keunikan serta keindahan Al-Qur’an, dimana mereka tidak sanggup untuk menyusun yang semisal dengan Al-Qur’an. Namun mereka mengingkari itu semua dan menolak dengan cara mereka sendiri. Tidak heran dalam Q.S. Al-Isra ayat 88 dijelaskan:
@è% ÈûÈõ©9 ÏMyèyJtGô_$# ߧRM}$# `Éfø9$#ur #n?tã br& (#qè?ù'tƒ È@÷VÏJÎ/ #x»yd Èb#uäöà)ø9$# Ÿw tbqè?ù'tƒ ¾Ï&Î#÷WÏJÎ/ öqs9ur šc%x. öNåkÝÕ÷èt/ <Ù÷èt7Ï9 #ZŽÎgsß ÇÑÑÈ  
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
Dari sisi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa keistimewaan dan keindahan Al-Qur’an dari segi bahasa merupakan kemukjizatan utama dan pertama yang ditunjukkan kepada masyarakat Arab yang dihadapi Al-Qur’an.
Sebelum seseorang terpesona dengan keunikan dan kandungan Al-Qur’an, terlebih dahulu ia akan terpukau dengan susunan dan kalimat Al-Qur’an yang indah baik dari segi lafaz maupun dari segi maknanya yang mana nada dan langgamnya sangat nikmat untuk di dengar oleh telinga dan maknanya sangat nikmat untuk dihayati. Misalnya dengan keunikan dan ritme dan iramanya yang ada di Q.S. An-Nazi’at ayat 1-14:
ÏM»tãÌ»¨Y9$#ur $]%öxî ÇÊÈ   ÏM»sÜϱ»¨Z9$#ur $VÜô±nS ÇËÈ   ÏM»ysÎ7»¡¡9$#ur $[sö7y ÇÌÈ   ÏM»s)Î7»¡¡9$$sù $Z)ö7y ÇÍÈ   ÏNºtÎn/yßJø9$$sù #XöDr& ÇÎÈ   tPöqtƒ ß#ã_ös? èpxÿÅ_#§9$# ÇÏÈ   $ygãèt7÷Ks? èpsùÏŠ#§9$# ÇÐÈ   Ò>qè=è% 7Í´tBöqtƒ îpxÿÅ_#ur ÇÑÈ   $yd㍻|Áö/r& ×pyèϱ»yz ÇÒÈ   tbqä9qà)tƒ $¯RÏär& tbrߊrߊöyJs9 Îû ÍotÏù$ptø:$# ÇÊÉÈ   #sŒÏär& $¨Zä. $VJ»sàÏã ZotÏƒªU ÇÊÊÈ   (#qä9$s% y7ù=Ï? #]ŒÎ) îo§x. ×ouŽÅ %s{ ÇÊËÈ   $oÿ©VÎ*sù }Ïd ×otô_y ×oyÏnºur ÇÊÌÈ   #sŒÎ*sù Nèd ÍotÏd$¡¡9$$Î/ ÇÊÍÈ  
Lihatlah susunan Al-Qur’an di atas, sungguh asyik untuk diucapkan dan nikmat untuk didengar oleh telinga. Susunan kata seperti ini dalam ilmu Badi’ dinamakan dengan Ushlub Saja’. Dan susunan seperti ini dalam ilmu Badi’ disebut dengan keindahan dari segi lafaz.
Contoh lainya dari keindahan yang ada di dalam Al-Qur’an:
$¨Br'sù ô`tB 4sÜôãr& 4s+¨?$#ur ÇÎÈ   s-£|¹ur 4Óo_ó¡çtø:$$Î/ ÇÏÈ   ¼çnçŽÅc£uãY|¡sù 3uŽô£ãù=Ï9 ÇÐÈ   $¨Br&ur .`tB Ÿ@σr2 4Óo_øótGó$#ur ÇÑÈ   z>¤x.ur 4Óo_ó¡çtø:$$Î/ ÇÒÈ   ¼çnçŽÅc£uãY|¡sù 3uŽô£ãèù=Ï9 ÇÊÉÈ  
Artinya:
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.
Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
Ayat di atas merupakan susunan Al-Qur’an yang dalam ilmu Badi’ disebut keindahan dari segi makna. Lihatlah makna dari ayat di atas, paragraf kedua merupakan lawan kata dari paragraf yang pertama, dimana ini jika kita hayati sangatlah nikmat untuk dihayati. Selain indah maknanya juga tidak melenceng. Ini sungguh luar biasa, hanya Allah SWT lah yang dapat mendatangkan susunan kalimat yang seindah ini baik dari segi lafaz maupun makna.

























ILMU BALAGHOH


            Sebelum kita membahas tentang keindahan lafaz dan makna yang terdapat dalam ilmu Badi’ ada baiknya kita membahas terlebih dahulu apa itu ilmu Balaghoh. Karena pada hakikatnya ilmu badi adalah salah satu dari pembahasan ilmu Balaghoh.
            Balaghoh menurut Ahmad Hasyim dalam Jawahirul Balaghohnya didefinisikan:
البلاغة هي تأدية المعنى الجليل واضحا بعبارة صحيحة فصيحة.[5]
            Balaghoh adalah mengungkapkan makna yang agung dan jelas dan ungkapan yang benar dan fasih.
            Sementara menurut Ali Jarim dan Mustafa Amin dalam Al-Balaghotu Al-Wadhihahnya mendefinisikan:
البلاغة هي تأدية المعنى الجليل واضحا بعبارة صحيحة فصيحة، لها في النفس أثر خلاف، مع ملاءمة كل كلام للموطن الذي يقال فيه، و الأشخاص الذين يخاطبون.[6]
            Balaghoh adalah mendatangkan makna yang agung dan jelas, dengan ungkapan yang benar dan fasih, memberi bekas yang berkesan di lubuk hati, dan sesuai dengan situasi, kondisi, dan orang-orang yang diajak bicara.
            Sementara menurut Jalaluddin Muhammad Ibnu Abdurrahman Ibnu Umar Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad dalam bukunya yang berjudul Al-Idhoh Fi Ulumil Balaghoh mendefinisikan:
            البلاغة هي علم له قواعده، و فن له أصوله و أدواته، كما لكل علم و فن.
            Balaghoh adalah ilmu yang mempunyai kaidah-kaidah, dan seni yang mempunyai asal dan alat-alat, sebagaimana apa yang dimiliki setiap ilmu dan seni.
            Dari beberapa definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa balaghoh adalah penyampaian suatu pesan dengan menggunakan ungkapan yang fasih, relevan antara lafal dengan kandungan maksudnya, memperhatikan situasi, kondisi orang yang diajak bicara serta ia merupakan seni dengan alat-alat yang dimilikinya.


















ILMU BADI’


            Ilmu badi adalah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui bentuk-bentuk dan keutamaan-keutamaannya yang dapat menambah nilai keindahan dan estetika suatu ungkapan, membungkusnya dengan bungkus yang dapat memperbagus dan memperindah ungkapan itu, disamping relevansinya dengan keadaan.
            Menurut Jalaluddin Muhammad bin Abdurrahman bin Umar bin Ahmad bin Muhammad dalam bukunya Al-Idhoh Fi Ulumil Balaghoh Ilmu badi’ adalah:
            علم البديع هو علم يبحث في طرق تحسين الكلام، و تزين الألفاظ و المعاني بألوان البديعة من الجمال اللفظ و المعنوي.[7]
            Artinya: Ilmu badi’ adalah ilmu yang membahas bagaimana memperindah ungkapan, dan menghiasi lafadz dan makan dengan warna keindahan yang bersifat lafadz dan makna.
Dalam definisi lain ilmu badi’ juga diartikan ilmu yang dengannya dapat diketahui macam-macam keindahan dalam suatu ungkapan yang relevansi dengan keadaan.
            Dari definisi di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa ilmu badi’ adalah ilmu yang membahas tentang suatu keindahan pada sebuah ungkapan. Ilmu inilah yang akan dioperasikan dalam menentukan keindahan-keindahan yang terdapat di dalam Al-Qur’an.
            Ilmu badi’ dibagi menjadi dua yaitu muhassinatul lafdziyah dan muhassinatul maknawiyah.


            Muhassinatul lafdziyah adalah gaya bahasa yang menjadikan kata-kata lebih indah dan enak untuk didengar dari segi lafadz atau artikulasi bunyinya. Atau dapat juga diartikan dengan sebuah bentuk keindahan yang menitik beratkan pada segi lafadznya.
            Muhassinatul lafdziyah terbagi lagi kepada beberapa pembahasan yaitu Al-jinas, As-Saja’, At-Tarsi’, At-Tasythir, dan Raddul I’jaz ‘Ala As-Shudur, Dll. Namun yang akan dibahas dalam buku ini hanyalah pembahasan yang ungkapannya terdapat di dalam Al-Qur’an.
            Sedangkan muhassinatul maknawiyah adalah gaya bahasa yang menjadikan kata-kata lebih indah dan enak untuk didengar dari segi maknanya. Atau dapat juga diartikan dengan sebuah bentuk keindahan yang menitik beratkan pada segi maknanya.
            Adapun muhassinatul maknawiyah juga terbagi kepada beberapa pembahasan yaitu At-Tauriyah, At-Thibaq, Al-Muqobalah, Husnu At-Ta’lil, Ta’kid Al-Madhi Bima Yusyabbihu Az-Zam, Ta’kid Az-Zam Bima Yusyabbihu Al-madhi, dan At-Tausyi’, Dll. Namun yang akan dibahas dalam buku ini hanyalah pembahasa yang ungkapannya tedapat di dalam Al-Qur’an.














AT-TAURIYAH


            Tauriyah adalah menyebutkan suatu kata yang mufrad atau tunggal, yang mempunyai dua makna yaitu makna dekat (familiar) dan jelas tetapi itu bukan makna yang dimaksud atau diinginkan, dan yang kedua yaitu makna jauh (tidak familiar) dan samar dan inilah makna yang dimaksud atau diinginkan.
            Menurut Ali Jarim dan Musthafa Amin dalam bukunya Al-Balaghoh Al-Wadhihah tauriyah adalah:
التورية : أن يذكر المتكلّم لفظا مفردا له معنيان، قريب ظاهر غير مراد، و بعيد خفيّ هو المراد.[8]
Artinya: tauriyah adalah penyebutan suatu kata yang mufrad, yang mempunyai dua makna; pertama, makna dekat dan jelas yang tidak dimaksudkan; kedua, makna yang jauh dan samar yang dimaksudkan.
Berikut beberapa contoh dari ungkapan yang berbentuk tauriyah:
  1.  











THIBAQ


            Thibaq adalah mengumpulkan dua kata yang berlawanan dalam satu ungkapan atau kalimat.
            Menurut Ali Jarim dan Musthafa Amin dalam bukunya Al-Balaghoh Al-Wadhihah thibaq adalah:
الطباق: الجمع بين الشيئ و ضدّه في الكلام، وهو نوعان: طباق الإيجاب و طباق السلب.
Artinya: thibaq adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu kalimat. Thibaq ada dua macam thibaq ijab dan thibaq salab.
Thibaq ijab adalah berkumpulnya dua kata yang berlawan yang tidak mengandung positif dan negatif.
Thibaq salab adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan yang mengandung positif dan negatif.
Berikut beberapa contoh dari ungkapan yang berbentuk thibaq:
1.      öNåkâ:|¡øtrBur $Wß$s)÷ƒr& öNèdur ׊qè%â 4
Artinya: Dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur.

2.      ¼çm¯Rr&ur uqèd y7ysôÊr& 4s5ö/r&ur ÇÍÌÈ  
Artinya: Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.


3.      ¼çm¯Rr&ur uqèd |N$tBr& $uŠômr&ur ÇÍÍÈ  
Artinya: Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.

4.      `tBurr& tb%x. $\GøŠtB çm»oY÷uŠômr'sù
Artinya: Dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan.

5.      tbqàÿ÷tGó¡o z`ÏB Ĩ$¨Z9$# Ÿwur tbqàÿ÷tGó¡o z`ÏB «!$# u 
Artinya: Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah.

6.      ãNn=÷ès? $tB Îû ÓŤøÿtR Iwur ÞOn=ôãr& $tB Îû y7Å¡øÿtR 4 y
Artinya: Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.

7.      Ÿxsù (#âqt±÷s? }¨$¨Y9$# Èböqt±÷z$#ur  
Artinya: Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku.





Penjelasannya:
  1. Jika kita amati contoh pertama maka kita dapatkan dua kata yang berlawanan dalam satu kalimat atau ungkapan. Yaitu kata yang pertama adalah “aiqaazhann” yang berarti bangun dan kata yang kedua adalah “ruquud” yang berarti tidur.
  2. Sementara contoh yang kedua itu berkumpulnya kata “adhaka” yang berarti tertawa dan “abka” yang berarti menangis dalam satu kalimat atau ungkapan.
  3. Contoh ketiga berkumpulnya kata “amaata” yang berarti mematikan dan “ahya” yang berarti menghidupkan dalam satu kalimat atau ungkapan.
  4. Contoh keempat berkumplunya kata “maitan” yang berarti mati dan kata “ahyainaahu” yang berarti kami hidupkan dalam satu kalimat atau ungkapan.
  5. Contoh kelima berkumpulnya kata “yastakhfuuna” yang berarti mereka bersembunyi dan  “la yastakhfuuna” yang berarti mereka tidak bersembunyi dalam satu kalimat. Dan kalimat yang mengandung positif dan negatif inilah yang disebut dengan thibaq salab. Kata yang pertama menyatakan positif dan kata yang kedua menyatakan negatif.
  6. Contoh keenam berkumpulnya kata “ta’lamu” yang berarti mengetahui dan “la a’lamu” yang berarti tidak mengetahui dalam satu kalimat atau ungkapan. Contoh ini juga disebut dengan thibaq salab karena mengandung positif dan negatif di dalamnya.
  7. Contoh ketujuh berkumpulnya kata “la takhsyau” yang berarti jangan takut dan kata “ikhsyau” yang berarti takutlah dalam satu kalimat atau ungkapan. Contoh ini juga disebut dengan thibaq salab karena mengandung positif dan negatif di dalamnya.

Untuk memudahkan kita dalam menganalisanya ada baiknya kita lihat tabel ushlub[9] thibaq berikut:

TABEL USHLUB THIBAQ
No
Kalimat/Ungkapan
Kata 1
Makna Kata 1
Kata 2 (lawannya)
Makna kata 2
1
Nåkâ:|¡øtrBur $Wß$s)÷ƒr& öNèdur ׊qè%â 4
$Wß$s)÷ƒr&
Bangun
Šqè%â
Tidur
2
¼çm¯Rr&ur uqèd y7ysôÊr& 4s5ö/r&ur
y7ysôÊr&
Tertawa
s5ö/r&
Menangis
3
¼çm¯Rr&ur uqèd |N$tBr& $uŠômr&ur
N$tBr&
Mematikan
$uŠômr&
Menghidupkan
4
`tBurr& tb%x. $\GøŠtB çm»oY÷uŠômr'sù
$\GøŠtB
Mati
çm»oY÷uŠômr'sù
Hidup
5
tbqàÿ÷tGó¡o z`ÏB Ĩ$¨Z9$# Ÿwur tbqàÿ÷tGó¡o z`ÏB «!$#
tbqàÿ÷tGó¡o
Bersembunyi
wur tbqàÿ÷tGó¡o
Tidak bersembunyi
6
ãNn=÷ès? $tB Îû ÓŤøÿtR Iwur ÞOn=ôãr& $tB Îû y7Å¡øÿtR

Nn=֏s?
Mengetahui
Iwur ÞOn=ôãr&
Tidak mengetahui
No
Kalimat/Ungkapan
Kata 1
Makna Kata 1
Kata 2 (lawannya)
Makna kata 2
7
Ÿxsù (#âqt±÷s? }¨$¨Y9$# Èböqt±÷z$#ur
Ÿxsù (#âqt±÷s?
Jangan takut
böqt±÷z$#ur
Takutlah

Subhanallah begitu indahnya Allah ciptakan Al-Qur’an dengan segala keindahannya. Salah satunya ialah ushlub thibaq yang baru saja kita bahas. Dimana didalamnya terdapat dua kata yang berlawanan dalam satu kalimat atau ungkapan namun tidak merusak makna dan maksud dari kalimat tersebut. Mungkin kita bisa saja membuat kalimat yang di dalamnya terdapat dua kata yang berlawanan, namun pasti maknanya tidak seperti yang terdapat di dalam Al-Qur’an dimana maknanya indah dan enak untuk dihayati dan maknanya mengalir halus sesuai dengan maksud yang diinginkan. Ini dikarenakan Al-Qur’an bukanlah sastra melainkan Ia adalah wahyu Allah namun di dalam Al-Qur’an terdapat sastra yang tidak tertandingi oleh siapapun. Ushlub thibaq ini termasuk salah satu rahasia-rahasia keindahan Al-Qur’an.
Adapun tujuan mendatangkan Al-Qur’an dengan uhslub seperti ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk menunjukkan kemukjizatan Al-Qur’an
2.      Untuk memprindah Al-Qu’an dari segi maknanya
3.      Untuk memudahkan dalam menghafal







MUQOBALAH

            Muqobalah adalah mendatangkan dua makna atau lebih kemudian mendatangkan lawan katanya secara tertib.
            Menurut Ali Jarim dan Musthafa Amin dalam bukunya Al-Balaghoh Al-Wadihah muqobalah adalah:
            المقابلة أن يؤتى بمعنين أو أكثر، ثم يؤتى بما يقابل ذالك علي الترتيب.
Artinya: didatangkannya dua makna atau lebih, lalu didatangkan makna-makna yang berlawanan dengannya secara tertib.
            Sementara menurut Jalaluddin Muhammad bin Abdurrahman bin Umar bin Ahmad bin Muhammad dalam bukunya Al-Idhoh Fi Ulumil Balaghoh Muqobalah adalah:
المقابلة هي أن يؤتى بمعنين متوافقين أو معان متوافقة ثم بما يقابلهما أو يقابلها علي الترتيب.
            Artinya: Muqobalah adalah mendatangkan dua makna yang bersusuaian atau lebih kemudian mendatangkan lawan makna-makna tersebut secara tertib.
            Berikut beberapa contoh dari ungkapan yang berbentuk Muqobalah:
  1. (#qä3ysôÒuù=sù WxÎ=s% (#qä3ö7uŠø9ur #ZŽÏVx.  
Artinya: Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak.
  1. $uZù=yèy_ur Ÿ@ø©9$# $U$t7Ï9 ÇÊÉÈ   $uZù=yèy_ur u$pk¨]9$# $V©$yètB ÇÊÊÈ  
Artinya: dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.
  1. $¨Br'sù ô`tB 4sÜôãr& 4s+¨?$#ur ÇÎÈ   s-£|¹ur 4Óo_ó¡çtø:$$Î/ ÇÏÈ   ¼çnçŽÅc£uãY|¡sù 3uŽô£ãù=Ï9 ÇÐÈ   $¨Br&ur .`tB Ÿ@σr2 4Óo_øótGó$#ur ÇÑÈ   z>¤x.ur 4Óo_ó¡çtø:$$Î/ ÇÒÈ   ¼çnçŽÅc£uãY|¡sù 3uŽô£ãèù=Ï9 ÇÊÉÈ  
Artinya: Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala terbaik,  Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.
  1. ôs% yxn=øùr& `tB $yg8©.y ÇÒÈ   ôs%ur z>%s{ `tB $yg9¢yŠ ÇÊÉÈ  
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
  1. `yJsù ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB >o§sŒ #\øyz ¼çnttƒ ÇÐÈ   `tBur ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB ;o§sŒ #vx© ¼çnttƒ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.
  1. $¨Br'sù ÆtB ôMn=à)rO ¼çmãZƒÎºuqtB ÇÏÈ   uqßgsù Îû 7pt±ŠÏã 7puŠÅÊ#§ ÇÐÈ   $¨Br&ur ô`tB ôM¤ÿyz ¼çmãZƒÎºuqtB ÇÑÈ   ¼çmBé'sù ×ptƒÍr$yd ÇÒÈ  
Artinya: Dan Adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan Adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.

Penjelasannya:
  1. Jika kita amati contoh pertama maka kita akan temukan dua makna yaitu yadhhaku (tertawa) dan qolilan (sedikit), kemudian didatangkan setelahnya dua makna lawan kata dari dua makna pertama yaitu yabku (menangis) dan katsiran (banyak).
  2. Kemudian contoh yang kedua dimana kita temukan dua makna yaitu al-lail (malam) dan libasan (pakaian/beristirahat), kemudian didatangkan setelahnya dua makna lawan kata dari dua makna pertama yaitu an-nahar (siang) dan ma’asyan (berkerja).
  3.  


[1] Mana’ul Quthni, Mabahis Fi Ulumil Qur’an, Percetakan Hidayah, Surabaya, Hal: 21
[2] Tauhid 2 Untuk Kelas Lima Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah di Pondok Modern Darussalam, Percetakan Darussalam: Gontor Ponorogo, Hal 49
[3] M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Mizan, Bandung, hal: 3
[4] Ibid
[5] Ahmad Hasyim, Jawahirul Balaghoh, Darul Ihyaul Kutub Al-Ilmiyah, Indonesia, Tahun 1960, Hal: 31
[6] Ali Jarim dan Mustafa Amin, Al-Balaghoh Al-Wadhihah, Darul Ma’arif, Mesir, Hal: 8
[7] Jalaluddin Muhammad bin Abdurrahman bin Umar bin Ahmad bin Muhammad, Al-Idhoh Fi Ulumil Balaghoh, Darul Kutub Al-Ilmiyah, Baerut-Lebanaon, Tahun 2003, Hal: 5
[8] Op.cit, Ali Jarim dan Musthafa Amin, Hal 277
[9] Ushlub disini artinya adalah ungkapan, jadi jika dikatakan uhslub thibaq maka artinya adalah ungkapan yang mengandung bentuk thibaq. Begitu pula seterusnya ada ushlub muqobalah, ushlub jinas, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar