BAB I
PENDAHULUAN
Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan
tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan. Artinya, tujuan penyelenggaraan
pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai arah yang harus
dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini memiliki fungsi yang
sangat penting dalam sistem pembelajaran. Kalau diibaratkan, tujuan
pembelajaran adalah jantungnya, dan suatu proses pembelajaran terjadi manakala
terdapat tujuan yang harus dicapai.
Setiap guru perlu memahami dan terampil dalam
merumuskan tujuan pembelajaran, karena rumusan tujuan yang jelas dapat
digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai
tujuan secara optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indikator
keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran juga dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar
siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, guru
juga dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus
dilakukan untuk membantu siswa belajar.
Tujuan pembelajaran membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam
menentukan materi pelajaran, metode atau strategi pembelajaran, alat, media dan
sumber belajar, serta dalam menentukan dan merancang alat evaluasi untuk
melihat keberhasilan belajar siswa. Selain itu, tujuan pembelajaran juga dapat
digunakan sebagai control dalam menentukan batas-batas dan kualitas
pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, guru dapat mengontrol sampai
mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan
tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya
serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
Tidak terkecuali dengan pembelajaran bahasa arab,
pembelajaran bahasa arab juga membutuhkan sebuah tujuan dalam pembelajarannya.
Sehingga dengan ini guru dapat menentukan dan mencapai sebuah sasaran dari
suatu pembelajaran yang berlangsung. Dengan demikian suatu pembelajaran bahasa
arab dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pengajaran atau pembelajaran merupakan komponen
utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru dalam proses belajar-mengajar.
Peranan tujuan ini sangat penting, karena merupakan sasaran dari proses
belajar-mengajar. Karena itu, tujuan pengajaran sering dinamakan juga sasaran
belajar.[1]
Dewasa ini, tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai
prilaku hasil belajar yang kita harapkan dimiliki siswa-siswa setelah mereka
menempuh proses belajar-mengajar.[2]
Dengan berpusatnya tujuan pengajaran pada siswa,
keberhasilan proses belajar-mengajar lebih banyak dinilai dari seberapa jauh
perubahan-perubahan prilaku yang diinginkan telah terjadi pada diri siswa.[3]
B.
Jenjang
Tujuan Pembelajaran
Dilihat dari jenjangnya, tujuan-tujuan pembelajaran
dapat dibagi atas:
1.
Tujuan
Institusional
Tujuan
institusional, berisi rumusan kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh pebelajar
setelah mengikuti pendidikan pada suatu tingkat pendidikan tertentu. Misalnya
tujuan pendidikan dasar (SD dan SMP) yaitu: “Pendidikan dasar bertujuan
memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota
umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan
menengah.
2.
Tujuan
Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan-tujuan yang pencapaiannya
dibebankan pada masing-masing mata pelajaran.
3.
Tujuan
Instruksional
Tujuan instruksioanal merupakan tujuan yang terbawah
dari jenjang-jenjang tujuan yang kita kenal. Tujuan ini merupakan tujuan yang
hendak kita capai dalam setiap bagian mata pelajaran apa yang akan kita ajarkan
pada suatu sekolah tertentu. Tujuan instruksional ini akan menjawab pertanyaan
apa yang harus dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu pada satuan
bahan/waktu tertentu. Pencapaian tujuan instruksional ini akan menunjang
pencapaian tujuan kurikuler suatu mata pelajaran. Dalam pengembangan kurikulum
dan perencanaan pengajaran, dibedakan antara tujuan-tujuan instruksional umum
(TIU) dan tujuan-tujuan instruksional khusus (TIK). Sesuai dengan namanya,
tujuan intruksional umum masih bersifat umum, sedangkan tujuan instruksional
khusus sudah sangat spesifik.[4]
C.
Lingkup
Tujuan Pembelajaran
Dilihat dari kawasan (domain) atau bidang yang
dicakup, tujuan-tujuan pembelajaran dapat dibagi atas: tujuan kognitif, tujuan
psikomotorik, dan tujuan afektif.
1.
Tujuan
Kognitif
Tujuan kognitif adalah tujuan-tujuan yang lebih banyak
berkenaan dengan prilaku dalam aspek berfikir atau intelektual.
2.
Tujuan
Psikomotorik
Tujuan-tujuan psikomotorik adalah tujuan-tujuan yang
banyak berkenaan dengan aspek keterampilan motorik atau gerak dari peserta
didik atau siswa.
3.
Tujuan
Afektif
Tujuan-tujuan afektif adalah tujuan-tujuan yang banyak
berkenaan dengan aspek perasaan, nilai, sikap, dan minat perilaku peserta didik
atau siswa.
Dengan lingkup tujuan pembelajaran ini kita dapat
menentuka tujuan-tujuan pembelajaran bahasa arab yang ingin kita capai pada
suatu mata pelajaran dan waktu tertentu, misalnya:
1.
Segi
kognitif: kita dapat menentukan sebuah tujuan yang berkenaan dengan aspek
berfikir atau intelektual siswa.
Misal; dalam pembelajaran muhadatsah kita dapat
menentukan tujuannya yaitu siswa dapat memahami sebuah teks muhadatsah atau
siswa dapat memahami percakapan yang berlangsung dalam pembelajaran.
2.
Segi
psikomotorik: kita dapat menentukan tujuan yang berkenaan dengan aspek
keterampilan siswa.
Misal; dalam pembelajaran muhadatsah kita dapat
menentukan tujuannya yaitu siswa dapat menggunakan keterampilan berbicaranya
dan keterampilan mendengarnya atau trampil dalam mempraktekkan situasi
percakapan yang berlangsung dalam pembelajaran.
3.
Segi
afektif: kita dapat menentukan tujuan yang berkenaan dengan aspek perasaan,
nilai, sikap, dan minat perilaku peserta didik atau siswa.
Misal; dalam pembelajaran muhadatsah dengan tema
“Berbakti kepada orang tua” kita dapat menentukan tujuannya yaitu siswa
dapat mengaplikasikan pemahamannya terhadap “berbakti kepada orang tua” dalam
kehidupannya sehari-hari.
D.
Pendekatan
Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Setelah kita mengetahui beberapa hal yang berkenaan
dengan tujuan pembelajaran barulah kita dapat menemukan beberapa pendekatan
dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa yang kita inginkan.
Pertama,
pendekatan edukatif. Pendekatan ini bisa diakukan melalui lembaga-lembaga
pendidikan dengan cara bahwa setiap pengajar bahasa Arab dan agama Islam
hendaknya mampu menumbuhkan motivasi dan menanamkan kesadaran akan pentingnya
menguasai bahasa Arab. Tentu terlebih dahulu para pengajar itu membekali
dirinya dengan kemampuan berbahasa Arab dan menguasai metode dan teknik
mengajarkannya serta faktor kurikulum, sarana dan prasana juga harus diupayakan
untuk lebih mendukung. Dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran bahasa
Arab, nampaknya kita perlu membenahi kembali sistem pengajaran bahasa Arab di
madrasah-madrasah dan perguruan-perguruan tinggi kita. Sekurang-kurangnya
alokasi waktu yang memadai agar dapat mencakup materi-materi yang bukan
bersifat ke-Islaman saja, melainkan juga bersifat keilmuan dalam berbagai
bidang.[5]
Singkatnya, berbicara pendekatan
edukatif tidak terlepas dari pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan
di lembaga pendidikan, baik pendidikan formal, non formal maupun informal,
dimana di dalamnya terdapat unsur input pembelajaran, proses dan output.
Kedua.
Pendekatan sosial budaya. Dalam pendekatan ini hendaknya setiap umat Islam
mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan sosial kemasyarakatan
memberikan perhatian yang memadai mengenai pengajaran bahasa Arab bagi anak
didik mereka. Akan lebih efektif bila pemancar-pemancar radio ( yangmusim) dan
TV-TV menyediakan program siaran yang berbau bahasa Arab. Selain itu
ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan sebagainya sama-sama
memasyarakatkan bahasa Arab dan mendorong umatnya untuk mencintai bahasa Arab.[6]
Ketiga,
Pendekatan Politik. Akhir-akhir ini kita melihat di Indonesia banyak
bermunculan pusat-pusat pengkajian terhadap sosial budaya bangsa lain yang
sebetulnya bersifat politis. Umpamanya, Pusat Studi Bahasa selain Arab yang
diadakan oleh berbagai universitas. Tetapi sampai sekarang nampaknya Pusat
Studi Arab baik di lingkungan Perguruan Tingi atau lembaga-lembaga pendidikan
lainnya eksistensinya belum teroptimalkan, hal ini merupakan peluang dan
tantangan bagi bangsa Indonesia untuk memulai membuka keran kerjasama dengan
pendekatan politik yang lebih fair dengan bangsa-bangsa Arab. Pembukaan dan
pengembangan pusat studi bahasa Arab yang eksistensinya betul-betul
dioptimalkan secara komprehenship merupakan salah satu upaya kongkrit yang bisa
dan harus dilakukan, dengan harapan bisa memberikan kontribusi yang positif
bagi perbaikan dan pengembangan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia.[7]
E.
Langkah-langkah
Penetapan Tujuan Pembelajaran
Langkah pertama yang harus dibuat guru dalam
merencanakan pengajaran untuk suatu pokok/satuan bahasan dalam kurikulum adalah
merumuskan Tujuan Instruksional Khusus yang menjabarkan dari Tujuan
Instruksional Umum yang ingin dicapai melalui pokok/satuan bahasan yang
bersangkutan.
Langkah kedua mengingat TIU adalah tujuan yang penting
untuk dicapai oleh para siswa, perlu diupayakan agar TIK yang dijabarkan dari
padanya betul-betul mencerminkan apa yang dimaksud oleh TIU tersebut. Untuk itu
dalam menjabarkan TIK dari TIU, perlu ditempuh prosedur kerja sebagai berikut:
menelaah TIU, menentukan subkemampuan, dan merumuskan TIK.
Contoh:
TIU: Siswa memahami konsep jumlah ismiyah
Langkah:
a.
Telaah
dengan seksama kemampuan yang ada dalam rumusan TIU tersebut yaitu “Memahami
konsep jumlah ismiyah”.
b.
Tentukan
sejumlah subkemampuan yang harus dikuasai siswa untuk dapat dicapai kemampuan
tersebut, yaitu:
1.
Merumuskan
pengertian jumlah ismiyah;
2.
Menjelaskan
rukun jumlah ismiyah;
3.
Merumuskan
pengertian mubtada;
4.
Merumuskan
pengertian khobar;
5.
Mengemukakan
contoh-contoh jumlah ismiyah;
Setelah menetapkan subkemampuan-subkemampuan tersebut,
perlu dipertimbangkan subkemampuan mana yang telah dikuasai siswa. Jika seluruh
subkemampuan tersebut belum dikuasai siswa, maka rumusan TIK yang perlu dicapai
siswa untuk menunjang mencapai TIU akan tampak seperti yang tercantum pada
berikut ini:
Rumusan TIK dari subkemampuan-subkemampuan yang
ditetapkan tersebut yaitu:
1.
Siswa
dapat merumuskan pengertian jumlah ismiyah
2.
Siswa
dapat menjelaskan rukun jumlah ismiyah
3.
Siswa
dapat merumuskan pengertian mubtada
4.
Siswa
dapat merumuskan pengertian khobar
5.
Siswa
dapat mengemukakan contoh-contoh jumlah ismiyah
BAB
III
PENUTUP
perumusan tujuan Instruksional dalam
desain pembelajaran merupakan perumusan yang jelas dimana memuat pernyataan
tentang kemampuan dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti suatu program
pengajaran tertentu untuk satu topik atau subtopik tertentu.
Dalam merumuskan tujuan
instruksional, harus menetapkan jenis hasil belajar yang dapat dibedakan
menjadi tiga domain yaitu domain kognitif, afektif dan psikomotorik.
Tujuan instruksional ini dapat
dibedakan menjadi tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional
khusus (TIK).
Langkah-langkah dalam merumuskan tujuan instruksional
secara garis besar adalah: (1) merumuskan tujuan instruksional umum yang
merupakan hasil belajar yang diharapkan (2) merinci tujuan-tujuan instruksional
umum menjadi tujuan-tujuan instruksional khusus (3) memeriksa tujuan-tujuan
instruksional untuk kejelasan dan kesesuaiannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Harjanto, Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta; Jakarta. 2008
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, Rineka
Cipta; Jakarta. 2010
http://erlan-abuhanifa.blogspot.com/2009/02/pembelajaran-bahasa-arab.html
http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/pembelajaran-bahasa-indonesia/
Tugas Terstruktur
Pembelajaran BA Tingkat Dasar
PENDEKATAN TUJUAN
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Dosen Pengampu
Pangadilan Rambe, MA
Oleh:
Aidillah Suja
Doni Saputra
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar